TUGAS
3
Sistem Pelaporan
Keuangan dan Sistem Pelaporan Manajemen
A. Sistem Buku Besar Umum
Gambar 8.1
Gambar
ini mencirikan system buku besar umum (general
ledger system-GLS) sebagai pusat yang terhubung ke sistem-sistem lainnya
dalam perusahaan melalui arus informasi. Informasi ini juga mengalir dari FRS
sebagai umpan balik ke GLS.
Voucher Jurnal
Voucher
Jurnal merupakan sumber input bagi buku besar umum.
Transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, semuanya dimasukkan ke
buku besar umum dari voucher jurnal. Voucher jurnal menyediakan pengendalian
yang efektifterhadap jurnal buku besar umum yang tidak diotorisasi.
Basis Data GLS
Basis data GLS terdiri
atas berbagai file transaksi, file master, file referensi, dan file arsip.
File master buku besar umum (general
ledger master file) merupakan file utama dalam basis data GLS. Basis dari
file ini adalah kode bagan akun perusahaan. FRS mengambil dari file buku besar
untuk menghasilkan laporan keuangan perusahaan. MRS juga mengambil file ini
untuk mendukung kebutuhan informasi internal.
File sejarah buku besar umum (general
ledger history file). Tujuan file ini untuk mewakili laporan keuangan
komparatif dengan basis historis.
File sejarah voucher jurnal (journal voucher history file) berisi
informasu jurnal masa lalu. Informasi ini mendukung tanggung jawab untuk
penggunaan sumber daya.
File pusat pertanggungjawaban (responsibility center file) berisi data
pendapatan, pengeluaran, dan penggunaaan sumber daya lainnya.
File
master anggaran (budget
master file) berisi anggaran untuk pendapatan, biaya, dan sumber daya
lainnya untuk pusat pertanggungjawaban.
Prosedur GLS
Voucher jurnal mengalir
dari system pemrosesan transaksi dan sumber lainnya ke departemen buku besar
umum. Secara rutin, ini semua adalah rangkuman transaksi dari akun buku besar
pembantu dan jurnal-jurnal khusus yang berada di siklus transaksi.
B. Sistem Pelaporan Keuangan
Penerima
utama dari informasi laporan keuangan adalah pengguna eksternal seperti
pemegang saham, kreditor, dan pemerintah. Karena dengan mengetahui laporan keuangan
secara keseluruhan, pihak luar dapat menilai kinerja perusahaan. Sehingga
perlunya disiapkan dan disajikan laporan keuangan oleh semua perusahaan dengan
cara-cara yang dapat diterima secara umum dan dipahami oleh pihak eksternal.
Pengguna yang Canggih dengan
Kebutuhan Informasi yang Homogen
Laporan
keuangan disiapkan dengan pemikiran bahwa pembacanya terdiri dari para pengguna
yang canggih dengan kebutuhan informasi yang relatif homogen. Diasumsikan bahwa
pengguna laporan keuangan memahami berbagai konvensi dan prinsip akuntansi yang
diterapkan, bahwa laporan tersebut memiliki kandungan informasi yang berguna.
Proses Akuntansi
Keuangan
FRS adalah langkah
terakhir dalam proses akuntansi keuangan yang dimulai dari siklus akuntansi. Proses
akuntansi keuangan dimulai dari status bersih di awal tahun fiscal yang baru.
Hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun
sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah
berikut:
1.
Mencatat
transaksi.
2.
Mencatat
jurnal khusus.
3.
Membukukan
ke buku besar pembantu.
4.
Membukukan
ke buku besar umum.
5.
Menyiapkan
neraca percobaan yang belum disesuaikan.
6.
Membuat
jurnal penyesuaian.
7.
Menjurnal
dan membukukan ayat jurnal penyesuaian.
8.
Menyiapkan neraca percobaan yang telah
disesuaiakan.
9.
Menyiapkan
laporan keuangan.
10.
Menjurnal
dan membukukan ayat jurnal penutup.
11. Menyiapkan neraca percobaan
pascapenutupan.
1
C. XBRL (eXtensible Business Reporting Language)
XBRL aadalah kerangka kerja kolaboratif yang
dikembangkan untuk menciptakan standarisasi dan disesuaikan dengan representasi
digital dari laporan keuangan, pajak, dan laporan bisnis lainnya secara rinci
dan ringkas dan data ekstrak.
Manfaat XBRL antara lain:
1. Meningkatkan
kegunaan system pelaporan secara elektronik karena mengimplementasikan format
yang sudah terstandar dan validasi secara otomatis.
2. Memudahkan
dilakukannya publikasi laporan karena XBRL dapat diolah menjadi format yang
diinginkan.
3. Meningkatkan
kemudahan akses informasi financial terutama bagi iinvestor internasional.
4. Mempercepat
pengambilan keputusan bisnis bagi investor.
Implikasi
Pengendalian Internal dari XBRL
1. Taxonomy
Creation
2. Taxonomy
Mapping Error
3. Validation
of Instance Documents
D. Mengendalikan GL/FRS
Pengendalian terhadap
GL/FRS berkenaan dengan akurasi dan rebilitas informasi akuntansi. Eksposur
potensial dalam system ini terdiri atas:
1.
Jejak audit yang tidak sempurna.
2.
Akses yang tidak diotorisasi ke buku
besar umum.
3.
Akun buku besar umum yang tidak seimbang
dengan akun buku besar pembantu.
4.
Saldo akun buku besar umum yang salah
karena voucher jurnal yang salah atau tidak diotorisasi.
Jika tidak
dikendalikan, eksposur-eksposur ini dapat menyebabkan laporan keuangan dan
laoran-laporan lainnya salah dalam pernyataannya sehingga dapat menyesatkan
para pengguna.
Isu Pengendalian GL/FRS
Otorisasi
Transaksi
Voucher jurnal
merupakan dokumen yang mengotorisasi suatu ayat jurnal ke buku besar umum.
Penting bagi integritas catatan akuntansi bahwa voucher jurnal diotorisasi
dengan benar oleh manajer yang bertanggung jawab di departemen sumber.
Pemisahan
Tugas
Petugas administrasi
buku besar umum tidak boleh:
1. Memiliki tanggung jawab untuk melakukan
pembukuan untuk jurnal khusus atau buku besar pembantu.
2.
Menyiapkan voucher jurnal.
3.
Bertanggung jawab dalam mengawasi aktiva
fisik.
Pengendalian
Akses
Untuk menghindari
kesalahan, penipuan, dan kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, maka perlu
memastikan voucher jurnal dibukukan hanya oleh individu yang diotorisasi.
Catatan
Akuntansi
Catatan akuntansi bila
didasarkan pada bagan yang benar maka catatan tersebut sepenuhnya
mendiskripsikan aktivitas perusahaan. Fungsi pencatatan ini adalah pemeliharaan
jejak audit. Jadi, jejak audit adalah jaringan dokumen, jurnal, dan buku besar
yang didesain untuk memastikan bahwa suatu transaksi dapat ditelususri secara
akurat dari awal sampai akhir. Jejak audit diperlukan karena beberapa hal:
1.
Memberikan kemampuan untuk menjawab
pertanyaan dari peanggan maupun pemasok.
2.
Merekonstruksi file bila suatu file
mengalamai kerusakan.
3.
Menyediakan data historis yang
dibutuhkan para auditor.
4.
Memenuhi peraturan pemerintah.
5.
Sarana untuk mencegah, mendeteksi, dan
memperbaiki kesalahan.
Verifikasi
Independen
Fungsi buku besar umum
digambarkan sebagai suatu langkah verifikasi independen di dalam SIA. GL/FRS
menghasilkan dua laporan operasional yaitu daftar voucher jurnal dan laporan
perubahan buku besar umum. Daftar voucher jurnal menyediakan perincian tentang
setiap voucher yang diterima oleh GL/FRS sebagai input. Lapran buku besar umum
menyajikan pengaruh transaksi voucher jurnal pada buku besar umum.
E. Sistem Pelaporan Manajemen
Sistem pelaporan yang
mengarahkan perhatian manajemen ke masalah-masalah dengan tepat waktu juga
mempromosikan efektivitas manajemen sehingga mendukung tujuan bisnis organisasi.
Salah satu teknik untuk mencapai pengawasan berkelanjutan adalah penggunaan
laporan manajemen secara bijaksana.
Faktor yang
Mempengaruhi MRS
Proses
Pengambilan Keputusan
1.
Mengidentifikasi masalah.
2.
Mengevaluasi solusi alternative.
3.
Mengimplementasikan solusi yang terbaik.
4.
Melakukan pemeriksaan pascaimplementasi.
Prinsip-prinsip
Manajemen
Formalisasi
Pekerjaan
Prinsip formalisasi
pekerjaan menyatakan bahwa pihak manajemen harus menstruktur perusahaan di
sekitar pekerjaan yang dilakukannya. Tujuan formalisasi pekerjaaan adalah untuk
menghindari suatu struktur organisasi di mana kinerja, kemampuan, dan eksistensi
berkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu.
Tanggung
Jawab dan Wewenang
Prinsip tanggung jawab
merujuk pada kewjiban individu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dan
tanggung jawab sendiri terkait erat dengan prinsip wewenang. Dalam organisasi
bisnis, manajer mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang ke bawah melalui
hierarki organisasi dari atasan ke para bawahannya.
Jangkauan
Pengendalian
Jangkauan pengendalian
seorang manajer merujuk pada jumlah bawahan yang langsung di bawah
pengendaliannya. Ukuran jangkauan berpengaruh pada struktur fisik perusahaan. Lebih
banyak dipilih jangkauan pengendalian yang luas karena memungkinkan lebih
banyak otonomi pegawai dalam pengambilan keputusan.
Manajemen
dengan Pengecualian
Prinsip
manajemen dengan pengecualian menunjukan bahwa para manajer harus membatasi
perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah daripada
terlibat dalam setiap aktivitas atau keputusan.
Fungsi, Tingkat, dan
Jenis Keputusan Manajemen
Fungsi perencanaan
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang aktivitas yang akan datang dari
perusahaan, baik jangka panjang ataupun jangka pendek. Perencanaan jangka
pendek melibatkan implementasi rencana-rencana tertentu yang diperlukan untuk
mencapai tujuan rencana jangka panjang. Perencanaan jangka panjang melibatkan
berbagai pekerjaan termasuk penetapan tujuan perusahaan, rencana pertumbuhan
dan ukuran optimal perusahaan, dan memusatkan tingkat diversifikasi diantara
produk-produk perusahaan.
Keputusan
Perencanaan Strategis
Keputusan ini dilakukan
oleh manajer tingkat atas. Keputusan yang diambil dapat berupa:
1.
Menetapkan maksud dan tujuan perusahaan.
2.
Menentukan ruang lingkup aktivitas
bisnis.
3.
Manentukan atau memodifikasi struktur
organisasi.
4.
Menetapkan filosofi manajemen.
Keputusan
Perencanaan Taktis
Keputusan ini berada di
bawah keputusan strategis dan dibuat oleh manajemen tengah. Jangka waktu
Keputusan lebih pendek, lebih spesifik, berulang, hasilnya lebih pasti, dan
kurang berpengaruh pada perusahaan dibandingkan Keputusan strategis.
Keputusan
Pengendalian Manajemen
Ketidakpastian
keputusan pengendalian manajemen karena sulit untuk memisahkan kinerja manajer
dari unit operasionalnya. Manajer mengawasi dan membandingkan kinerja manajer
dibawahnya dengan standar-standar yang sudah ditetapkan.
Keputusan
Pengendalian Operasional
Keputusan
pengendalian operasional lebih sempit dan lebih terfokus daripada keputusan
strategis dan taktis karena berkaitan dengan pekerjaan operasional rutin. Ada 3
elemen dasar dalam keputusan pengendalian operasional: penetapan standar,
evaluasi kinerja, dan pengambilan tindakan perbaikan.
Struktur Masalah
Struktur masalah
memiliki 3 elemen:
1.
Data.
2.
Prosedur.
3. Tujuan.
Jenis Laporan Manajemen
Tujuan
Laporan
Tujuan pelaporan umum
yaitu mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan ketidakpastian
yang berkaitan dengan suatu masalah yang dihadapi pengambil keputusan dan mempengaruhi
perilaku pengambil keputusan dengan cara yang positif.
Pelaporan
Terprogram
Pelaporan ini
memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pengguna.
Terdapat dua subkelas laporan terprogram: laporan terjadwal dan laporan menurut
permintaan.
Atribut
Laporan
Agar efektif, suatu
laporan harus memiliki atribut yang: relevan, ringkas, berorientasi
pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu, dan singkat.
Pelaporan
Khusus
Manajer dengan latar
belakang computer terbatas dapat dengan cepat menghasilkan laporan khusus dari
terminal atau computer mikro, tanpa bantuan tenaga professional pemrosesan
data. Pihak manajemen menggunakan data yang disimpan untuk memperoeh wawasan
yang berharga tentang bisnis yang dijalani. Sumber data sekarang ini ditampung
untuk mendukung pelaporan khusus melalui konsep yang disebut penggalian data.
Selain itu, pihak manajer menggunakan dua pendekatan umum untuk penggalian
data: verifikasi dan penemuan.
Model
verifikasi menggunakan teknik penggalian mendalam (drill-down) untuk memverifikasi atau menolak hipotesis.
Model
penemuan menggunakan penggalian data untuk menemukan informasi yang tidak
diketahui tapi penting, yang tersembunyi dalam data.
Akuntansi
Pertanggngjawaban
Konsep ini menyatakan
bahwa setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi perusahaan adalah tanggug
jawab manajer, dan dapat dilacak ke masing-masing manajer. Prinsip yang
mendasar konsep ini adalah bahwa tanggung jawab para manajer area dapat
dipertanggungjawabkan hanya untuk item-item yang mereka kendalikan (biaya,
pendapatan, dan investasi).
Penetapan
Tujuan Keuangan Proses Anggaran
Proses anggaran
membantu pihak manajemen mencapai tujuan keuangannya dengan emmbentuk tujuan
yang dapat diukur untuk setiap segmen perusahaan.
Pengukuran
dan Pelaporan Kinerja
Pengukuran kinerja dan
pelaporannya dilakukan setiap segmen operasional dalam perusahaaan. Informasi
mengalir ke atas sebagai laporan pertanggungjawaban.
Pusat
Pertanggungjawaban
Pusat
Biaya merupakan suatu unit organisasi dengan tanggung jawab terhadap manajemen
biaya dalam batas-batas anggaran.
Pusat
Laba yaitu manajer bertanggung jawab untuk mengendalikan biaya dan menghasilkan
pendapatan.
Pusat
Investasi yaitu manajer pusat investasi memiliki wewenang umum untuk mengambil keputusan
yang secara mendasar memengaruhi perusahaan.
Pertimbangan Perilaku
Keserasian
Tujuan
Prinsip manajemen jika
diterapkan dengan benar pada perusahaan akan dapat meningkatkan keserasian
tujuan. System pelaporan manjaemen yang terstruktur rapi berperan penting dalam
meningkatkan dan mempertahanan keserasian tujuan.
Informasi
yang Berlebihan
Informasi yang
berlebihan muncul ketika seorang manajer menerima informasi berlebih dari yang
dapat dicernanya. Hal ini dapat terjadi ketika seorang perancang sistem
pelaporan tidak mempertimbangkan tingkat organisasional dan dan jangkauan
pengendalian manajer dengan tepat. Informasi yang berlebihan akan membuat
manajer mengabaikan informasi formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk
informal dalam membuat keputusan.
Ukuran
Kinerja yang Tidak Tepat
Jika ukuran kinerja
yang tidak tepat digunakan, laporan itu akan berpengaruh pada tidak
terstimulasinya perilaku yang konsisten dengan tujuan perusahaan. Pengukuran
kinerja yang efektif mempertimbangkan semua aspek yang relevan dengan tanggung
jawab seorang manajer.
SUMBER:
-
Hall, James A. 2009. Accounting Information Systems, 4th ed. Jakarta: Salemba
Empat.
-
https://id.wikipedia.org/wiki/XBRL
-
Hall, James A. Introduction to Accounting Information Systems, 7th ed.